Kamis, 13 November 2008

Kisah Zhang Da Menjalani Hidup

Jalani kehidupan ini dengan ikhlas,
dan bagi siapapun yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari orang lain, kuncinya hanya satu
memaafkan, sehingga kedamaian ada pada hidup kita.

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki bernama Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, pantas disebut anak yang luar biasa.

Melalui penelitian dan pengamatan cukup lama, akhirnya Pemerintah China memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang tinggi kepadanya. Mengapa?



Pada 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, menyiarkan di televisi acara malam penganugrahan penghargaan tersebut keseluruh pelosok negeri. Dari 10 orang yang menerima penghargaan tersebut, Zhang satu-satunya yang masih dibawah umur (15 tahun)

Jika kita melihat apa yang dilakukannya ketika ia berumur 10 tahun dan terus dia lakukan sampai sekarang (saat itu Zhang berumur 15 tahun), maka kita bisa maklum mengapa ia menjadi 10 orang terbaik diantara 1,4 milyard penduduk China.

Kisahnya dimulai pada tahun 2001, saat Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit - sakitan. Sejak hari itu Zhang Da hidup berdua saja dengan papanya yg sakit keras dan tidak bisa bekerja mencari nafkah.

Kondisi ini memaksa bocah ingusan yang belum genap 10 tahun tsb mengambil alih tanggung jawab tersebut. Ia harus sekolah, mencari makan dan obat untuk untuk Papanya.

Zhang Da adalah salah satu dari banyak anak di dunia yang terlalu dini sudah harus menghadapi kerasnya hidup. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Apa yang dilakukan Zhang Da?
Saat berjalan kaki ke sekolah, tiap hari Zhang Da melewati hutan kecil. Di hutan tersebut itulah, ia makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia jadi semakin tahu dan ahli membedakan mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak.

Sepulang sekolah, siang hingga sore hari, ia bekerja membelah batu-batu besar sebagai seorang tukang batu. Upah yang diperoleh digunakannya untuk membeli beras dan obat-obatan.
Rutinitas ini berlangsung selama lima tahun dan alhamdulillah badannya sehat, segar dan kuat.

Kegiatan ZhangDa merawat Papanya yang sakit seperti menggendongnya ke WC, memandikan dan memasak untuk papanya dilakukannya dengan penuh bakti dan kasih sayang .

Bahkan sejak umur 10 tahun, Zhang Da mulai belajar menyuntik papanya. Ia belajar menyuntik dari mengamati suster yang biasa mengobati papanya. Sedangkan tentang obat-obatannya ia belajar dari sebuah buku bekas yang ia beli di tukang loak. Semua hal di atas dilakukannya guna mengantisipasi mahal dan jauhnya tempat berobat untuk sang papa.

Nampak tindakan bocah tersebut sangat nekad dan berbahaya. Namun jika dilihat dari sudut pandang lain, maka hal itu adalah perbuatan cerdas dan kreatif dalam mensiasati hidup.

Pada saat acara penganugrahan penghargaan berlangsung, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, "Zhang Da, sebutkan apa keinginanmu sekarang?"
Zhang terdiam dan tidak menjawab.
MC berkata lagi, "Sebut saja Zhang, saat ini kamu sedang ditonton ratusan juta orang ditelevisi, di ruangan ini juga hadir banyak orang penting dimana mereka pasti bersedia membantumu!"

Zhang masih diam tidak segera menjawab. Semua orang menunggu apa yang akan diminta bocah berusia 15 tahun tersebut.
Beberapa menit kemudian akhirnya ia berkata,"Aku mau mama kembali."
" Mama.... kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah!"
lanjut Zhang Da dengan suara yang bergetar penuh harap.

Banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu mendengarnya.
Sungguh saya tidak menyangka hal itu yang akan keluar dari bibirnya.

Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya,
mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya,
mengapa ia tidak minta rumah yang dekat rumah sakit agar mudah merawat papanya?
Banyak sekali "mengapa" yang muncul dalam benak saya.

Tapi satu hal yang pasti, memang hal itulah yang selalu jadi keinginannya sejak sang mama pergi meninggalkan dia dan papanya sendirian.

Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup. Tapi setiap manusia pasti telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian di dunia.

Sehebat apapun ujian yg diberikan pasti ada jawabannya. Satu ungkapan yang yang mengatakan bahwa "tiap kesulitan ada kemudahan dan Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan umat-Nya" sudah terbukti.

Maka dari itu, janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan.... bangkitlah!
karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berikhtiar. Amiiinn

(Cerita di atas aku kutip dapat mama Fai)
Sehabis baca ini, tenggorokanku tercekat dan mataku berkaca-kaca
kisah ini jadi inspirasiku, Subhanallah..!!!

so..besoknya dalam waktu ½ hari aku berbicara dengan 5 orang ditempat yang berbeda-beda, alhamdulillah 5 orang tersebut langsung closing :-)
Energi positifnya langsung terpancar ya :-) ..…Alhamdulillah

3 komentar:

Dien mengatakan...

Em... aku jadi gemetar baca kisah ini...
Mampukah aku setegar bocah Zhang Da... Duh jadi malu...

Wah... maksih, manggil bunda aja ya... thank bunda

admin mengatakan...

Subhanallah.. Betapa tegarnya ya pjuangan hdp utk anak yg amat belia.. Kt yg gede gini aja, kadang2 tlalu sempit n picik memaknai sbuah ujian..

Makasi pncerahannya..

Sharah mengatakan...

mbaak....hiks hiks ...sedih bener ya...
tapi hebatnya bkin loe jadi semangat....5 orang dalam 1/2 hari ck ck ck :)

GD!